
Wajib tahu! Inilah Pengertian, Niat, dan Keutamaan Puasa Arafah

Bulan Dzulhijah menjadi salah satu bulan suci selain Ramadhan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Pasalnya, pelaksaan ibadah haji dan hari raya Idul adha dilaksanakan pada bulan ini. sebelum merayakan idul Adha, alangkah baiknnya untuk tidak melewatkkan amalan yang satu ini.
Puasa ini sangat diajurkan bagi kaum Muslim yang tidak menjalankan ibadah haji. Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah ketika jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah.
Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu sekitar 4 – 5 jam. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.
1. Definisi Puasa Arafah.
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari Arafah. Hari Arafah adalah hari di mana jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah dan berdoa kepada Allah.
Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, dan sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Namun, bagi jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji, puasa Arafah tidak dianjurkan karena pada hari tersebut mereka harus fokus pada ibadah haji di Padang Arafah.
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah saat berada di hari Arafah” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Puasa Arafah bisa dilaksanakan selama satu hari, namun juga bisa dua hari yaitu pada hari Tarwiyah. Jika tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Jumat atau Sabtu, maka puasa Arafah dilakukan pada hari Kamis, tanggal 8 Dzulhijjah.
2. Niat Puasa Arafah.

Setelah memahami hukum puasa Arafah, selanjutnya adalah lafal niatnya. Pada dasarnya, berniat puasa di dalam hati tetap membuat ibadah sunnah ini sah. Namun, tidak sedikit yang mencari niat puasa Arafah untuk dilafalkan sebelum berpuasa.
Misalnya setelah salat Isya atau sebelum tidur, maka niat puasa Idul Adha ini bisa diucapkan. Adapun bacaan niat berpuasa Arafah latin dan terjemahnya yaitu sebagai berikut.
“Nawaitu Shouma Arofah Sunnatan Lillahi Ta’aala.”
Artinya:
“Saya niat puasa Arafah, Sunnah karena Allah Ta’ala”.
Hal yang juga penting dipahami adalah puasa Arafah tidak bersifat wajib sehingga bisa saja mengucapkan niatnya di waktu subuh. Tentunya dengan catatan tidak melakukan perbuatan yang membatalkan puasa itu sendiri, misalnya dengan makan, minum, dan sebagainya.
3. Keutamaan Puasa Arafah.

Begitu dianjurkannya puasa Arafah kepada umat Islam, tidak lepas dari keistimewaan besar yang dimilikinya. Sayyid Sabiq dalam buku Fiqih Sunnah melampirkan sabda Nabi SAW riwayat Abu Qatadah yang menyebutkan puasa Arafah mampu melebur dosa seseorang selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang kemudian.”Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (HR Muslim, Ahmad, an-Nasa’i, Ibnu Majah & Abu Dawud, dari Abu Qatadah)
Besarnya keutamaan yang ditawarkan puasa Arafah membuatnya sangat disayangkan apabila terlewat. Untuk itu, sebagai kaum muslim marilah kita menunaikan sunnah Rasulullah SAW satu ini, dan tentunya dengan hanya berharap ridha Allah SWT.
Baca juga: Mengenal Catur Purusa Artha Agama Hindu