3-Cara-Menghitung-Masa-Subur-Untuk-Siklus-Haid-yang-Berubah-ubah
Advertisements

ayawanita.com-  Masa subur menjadi waktu yang sangat penting bagi pasangan untuk merencanakan kehamilan dengan efektif. Waktu ini akan selalu berulang dalam siklus bulanan haid antara 21 sampai 35 hari, tergantung dari lamanya masa haid masing-masing wanita. Namun terkadang banyak yang kesulitan untuk menentukan cara menghitung masa subur karena siklus yang selalu berubah.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam menentukan masa subur yang tepat setelah haid. Berikut ini cara yang tepat untuk menentukan masa subur, agar Anda dan pasangan bisa menghitung masa subur dengan tepat.

Cara Menghitung Masa Subur

1. Pahami Siklus Haid Lebih Dulu

 

 

Perlu diketahui, hari pertama haid adalah saat darah keluar dari vagina bersama dinding rahim yang meluruh. Pada saat haid ini sel telur berkembang dalam ovarium hingga matang. Kemudian terjadi peristiwa ovulasi yang merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium.

Ovulasi ini terjadi sekitar 12 sampai 14 hari sebelum haid dimulai. Namun lamanya masa ovulasi ini bergantung pada siklus menstruasi yang lama atau yang pendek. Jika siklus haid terjadi hanya 22 hari, biasanya juga terjadi dalam waktu yang lebih singkat, begitu juga ketika siklus haid mencapai 35 hari, maka akan sepanjang panjang.

Kemudian, kapan terjadinya masa subur? Jawabannya adalah masa sebelum ovulasi terjadi, yaitu antara hari ke 12 sampai 16 sebelum haid berikutnya. Untuk rata-rata, seorang wanita mengalami masa subur pada hari kesepuluh hingga ke 17 setelah hari pertama menstruasi. Masa subur ini berlaku ketika wanita mempunyai siklus teratur selama 28 hari.

Namun, pertanyaannya bagaimana ketika siklus menstruasi berubah dari waktu ke waktu?

 

2. Menghitung Masa Subur Sendiri

 

Agar bisa menghitung masa subur dengan lebih efektif, Anda harus mempunyai catatan siklus menstruasi selama 8 bulan terakhir. 

Sel telur harus dibuahi dalam waktu 12–24 jam setelah ovulasi. Karena itulah, penting untuk mendeteksi di hari-hari apakah wanita berada pada kondisi paling subur. Umumnya, masa subur ini dihitung berdasarkan catatan dan analisis siklus haid selama setidaknya 8 bulan terakhir.

Dengan catatan tersebut Anda akan tahu kapan siklus paling pendek dan paling panjang siklus menstruasi. Dengan begitu, Anda bisa menggunakan cara menghitung masa subur sebagai berikut:

Siklus terpendek – 18 = hari pertama masa subur dimulai

Advertisements

Siklus terpanjang – 11 = hari terakhir masa subur berakhir

Dengan demikian, ketika Anda memiliki siklus terpendek 23 hari, dan hari terpanjang 29 hari, maka Anda memiliki masa subur pada hari ke 5 dan hari terakhir masa subur pada hari ke 18.

Baca juga : 5 Cara Ampuh Melancarkan Haid

 

3. Indikasi Saat Masa Subur Terjadi

 

Para wanita akan mengalami beberapa indikasi ketika dalam masa subur. Beberapa indikasi tersebut adalah:

  • Suhu basal tubuh meningkat

Suhu basal merupakan temperatur tubuh setelah bangun pagi. Saat normal seseorang mempunyai suhu antara 35,50– 36,30 C, saat suhu basal lebih tinggi dari kondisi normal Anda berada dalam masa subur.

  • Muncul lendir di mulut rahim

Lendir ini muncul di mulut lahir karena terjadi perubahan hormon esterogen meningkat. Lendir ini mempunyai warna bening, licin, dan sedikit elastis, seperti bentuk putih telur. Cairan ini berperan juga dalam melindungi sperma yang akan masuk.

  • Nyeri pada perut atau bagian punggung

Rasa nyeri ini terjadi pada beberapa wanita dan biasanya terjadi saat masa subur. Kondisi ini juga bisa dijadikan indikasi yang juga efektif.

  • Lebih bergairah

Pada masa subur seorang wanita mengalami peningkatan hormon yang menyebabkan lebih bergairah.

Itulah cara menghitung masa subur setelah haid, baik untuk siklus yang normal maupun berubah-ubah. Penting untuk mencatat siklus haid Anda, agar lebih mudah dalam menentukan kapan masa subur terjadi. Sehingga Anda bisa merencanakan kehamilan dengan lebih efektif.

Baca juga : 7 Cara Meninggikan Badan Di Usia Yang Sudah Dewasa

Advertisements